MEMELIHARA
KESEIMBANGAN ANTARA IMAN, ILMU, DAN AMAL DALAM ISLAM
Pengertian Iman, Ilmu, dan Amal
IMAN
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
ILMU
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
ILMU
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu
AMAL
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia. Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial akan memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia. Misalnya pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial akan memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.
Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal
Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal
terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem
kehidupan. Dalam
agama islam terkandung tiga
ruang lingkup, yaitu akidah,
syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal barada
didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang
enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata
cara ibadah dan pengamalanya.
Akidah
merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat menentukan
sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah
sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat
Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.
Meskipun hal yang paling menentukan
adalah akidah/iman, tetapi tanpa integritas ilmu dan amal dalam perilaku
kehidupan muslim, maka keislaman seorang muslim menjadi kurang utuh,
bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi
prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.
Hubungan Iman dan Ilmu
Beriman berarti meyakini kebenaran
ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan
ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita
harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang
dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu
mempelajari agama (Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal
yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih
mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat
sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.
Hubungan Iman dan Amal
Amal Sholeh merupakan wujud dari
keimanan seseorana. Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus
menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu
bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat
diibaratkan pohon tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang
mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang
mengaku islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan
yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang
menunjukkan nilai nilai keislaman.
Hubungan Amal dan Ilmu
Hubungan ilmu dan amal dapat
difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal
perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam
semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa
amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia
harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan
ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi
dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah
perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu
lalu beramal.
Ajaran Islam
sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental dengan nuansa–nuansa yang berkaitan dengan
ilmu, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi
pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan
berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan
Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas
kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa
keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka
dapat disimpulkan bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk
segi tiga pola hidup yang kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor
menggapai kehidupan bahagia.
Tentang hubungan antara
iman dan amal, demikian sabdanya,
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw. menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya" [HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” [HR. Abu Na’im] . ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] . ”Seseorang itu tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.” [HR. Ibnu Hibban].
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw. menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya" [HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” [HR. Abu Na’im] . ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] . ”Seseorang itu tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.” [HR. Ibnu Hibban].
Suatu
ketika datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan pertanyaan:
”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?” Jawab Rasulullah Saw :
“Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya pula “Ilmu apa yang Nabi
maksudkan ?”. Jawab Nabi Saw : ”Ilmu Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa
Ta’ala ! ” Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah Saw salah tangkap,
ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang amalan, sedang Engkau
menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula “Sesungguhnya sedikit amalan akan
berfaedah (berguna) bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan
tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR.Ibnu Abdil
Birrdari Anas]. Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, banyak amal setiap orang menjadi sangat berkaitan
dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena ”Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb
mereka kerana keimanannya … QS.[10]:9.
Ilmu
pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala adalah penyambung antara
keimanannya dengan amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah
pengaliran iman yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah
sebuah tashdiq bi-l-qalbi yang di ikrarkan bi-l-lisan dan di amalkan bilarkan Dengan
itu di simpulkan bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita
perhatikan tadi (iman,ilmu dan amal) karena pemisahan setiap komponen
menjadikan islam itu janggal.
Bagaimana Menyeimbangkan Antara Iman, Ilmu dan Amal.
1. Kaitan antara iman, ilmu dan amal
Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah
swt memberikan kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang
yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan
ikhlas karena Allah swt semata (QS. At – Thalaq : ayat 2 – 3 ).Perbuatan baik
seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran
Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang
pelaksanaan perbuatan.
Sumber ilmu menurut ajaran Islam :
· Wahyu , yaitu sesuatu yang dibisikkan dan diilhamkan ke
dalam sukma serta isyarat cepat yang lebih cenderung dalam bentuk rahasia yang
disebut ayat Allah swt “Qur’aniyah”
· Akal , yaitu suatu kesempurnaan manusia yang diberikan oleh
Allah swt untuk berpikir dan menganalisa semua yang ada dan wujud diatas dunia
yang disebut ayat Allah “Kauniyah”
Allah swt akan mengangkat harkat dan
martabat manusia yang beriman kepada Allah swt dan berilmu pengetahuan luas,
yang diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11. Yang isinya bahwa Allah akan
mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang berilmu pengetahuan dan beriman
kepada Allah swt , orang yang beriman diangkat kedudukannya karena selalu taat
melaksanakan perintah Allah swt dan rasulnya, sedangkan orang yang
berilmu diangkat kedudukannya karena dapat memberi banyak manfaat kepada orang
lain.
Islam tidak menghendaki orang alim yang
digambarkan seperti lilin, mampu menerangi orang lain sedang dirinya sendiri
hancur, dan ini besar sekali dosanya, karena dapat memberitahu orang lain dan
dirinya sendiri tidak mau tau lagi juga tidak mengerjakan seperti dalam Q.S.
Ash – Shaf : 3 yang menerangkan bahwa orang alim dan pandai hendaknya menjadi
contoh dan teladan bagi orang lain. Dibawah naungan dan lindungan Allah swt.
Iman, ilmu dan amal merupakan satu
kesatuan yang utuh, rodak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
2. Hubungan antara iman, ilmu dan amal dalam kehidupan.
Sumber pokok ilmu pengetahuan menurut
Islam adalah wahyu dan akal yang keduanya tidak boleh dipertentangkan karena
manusia diberi kebebasan dengan mengembangkan akalnya dengan catatan dalam
pengembangan tersebut tetap, terikat dengan wahyu dan tidak akan bertentangan
dengan syariat Islam. Sehingga ilmu pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian besar
yaitu ilmu yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya bersifat mutlak dan
ilmu yang bersifat perolehan yang tingkat kebenarannya bersifat nisbi. Menuntut
ilmu pengetahuan mendalami ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat dan
mengembangkan agama islam agar dapat disebarluaskan dan dipahami oleh masyarakat.Tiga macam kewajiban ilmu pengetahuan
bagi orang mukmin:
· Menuntut ilmu, walaupun sampai ke negeri cina.
· Mengamalkannya
· Mengajarkan kepada orang lain tanpa pilih kasih
Kewajiban menuntut ilmu pengetahuan
yanbg ditekankan adalah dalam bidang agama,karena agama merupakan sistem hidup
yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.Allah juga memberikan tuntunan
agar motifasi dan niat belajar serta menuntut ilmu itu hanya semata-mata karena
Allah SWT.Seperti di QS Al-Alaq:1-5. Alasan mencari ilmu yang motifasinya harus
wajib karena Allah SWT :
· Karena ilmu yang dicari itu bermanfaat baik di dunia maupun
di akherat
· Ada kesungguhan bagi yang menuntutnya karena dorongannya
hanya satu yaitu perintah Allah SWT
· Tidak akan kecewa berat apabila tujuannya tidak tercapai
karena semuanya telah diatur oleh Allah yang maha Bijaksana.
Menurut HR.Al-Baihaqi,”Betapa wajib dan
pentingnya hubungan sinerki antara iman,ilmu,dan amal perbuatan,sehingga
mencari ilmu dalam kondisi apapun dalam orang mukmin merupakan suatu kewajiban
yang tidak bisa diabaikan serta dalam mengamalkannya yang dilandasi iman karena
Allah SWT.
Kewajiban menuntut iptek serta tanggung jawab terhadap alam
dan lingkungannya.
1. Kewajiban menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi modern
a. Konsep ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi yang dapat
menghasilkan kebenaran obyektif,serta sudah diuji kebenarannya dan dapat juga
diuji ulang secara ilmiah. Menurut Dr.Abdul Rozzaq Nauval dalam bukunya “
Almuslimun wal ilmul hadits” yang berdasarkan QS Arrohman : 33,sultan adalah
ilmu pengetahuan dan kemampuan yang canggih atau teknologi modern.QS Arrohman :
33 memberikan isyarat kepada manusia bahwa mereka tidak mustahil menembus ruang
angkasa,bila ilmu pengetahuan dan kemampuan yang canggih atau teknologi modern
memadai.
Umat islam berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan itu pada abad pertemanan karena didorong oleh Al-Qur’anul karim,dan
sebetulnya umat islam sejak turunnya Al-Qur’an pertama kali sudah dianjurkan
untuk belajar dan juga untuk memakmurkan bumi ini dengan cara meneliti dan
sekaligus menjelajahi ruang angkasa demi kepentingan hidup umat manusia itu
sendiri. Al-Qur’an memang tidak memberikan petunjuk secara jelas dan rinci
untuk hal ini namun Al-Qur’an memberikan modal dasar kepadanya berupa akal dan
pikiran serta sarana mentah untuk digali, dikaji, dan diolah sehingga dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia pada umumnya.
b. Teknologi modern merupakan penerapan praktis ilmu
pengetahuan
Teknologi bersifat netral artinya bahwa
teknologi dapat digunakan untuk pemanfaatan sebesar-besarnya atau bisa juga
digunakan untuk kehancuran dalam semua segi kehidupan umat manusia. Al Ghozali
mengatakan bahwa barang siapa berilmu, mau mempraktekkan dan membimbing manusia
dengan ilmunya bagaikan matahari. Selain menerangi dirinya juga menerangi orang
lain dan bagaikan minyak kasturi yang harum yang menyebarkan keharumannya
kepada orang lain yang berpapasan dengannya.
Allah yang maha kuasa lagi maha
menentukan segala sesuatu mengajarkan manusia agar memperhatikan burung-burung
yang sedang berada diangkasa, bahkan allah jiga bertanya siapa yang mengajarkan
burung itu terbang mengembangkan sayapnya dan siapakah yang menciptakan burung
itu dengan bentuk tertentu sehingga mampu terbang dan tidak jatuh ke bumi.
Firman allah Qs almulk : 19 bahwa tentu tidak mustahil bagi manusia untuk bisa
terbang apabila di lengkapi dengan alat sebab akal manusia yang akhirnya mampu
menciptakan dan membut pesawat udara dan alat lain yang dapat menerbangkan
dirinya sendiri dan juga benda-benda berat di ruang angkasa.
Hakikat ilmu bukanlah sekedar
pengetahuan atau kepandaian dan juga penerapan yang dapat dapat di
pakai untuk memperoleh sesuatui tetapi merupakan cahaya dan nur illahiyah
yang dapat menerangi jiwa untuk berbuat dan bertingkah laku yang baik sehingga
menjadi masalah dan tidak ada perbedaan antara ilmu umum dan ilmu agama karena
selama semuanya menuju kepad iman dsan taqwa kepada allah SWT.
2. Tanggung jawab terhadap manusia
a. kewajiban manusia menjaga alam dari kerusakan dan fasad.
Al Qur’an memerintahkan kepada semua
umat islam untuk memperhatikan semua dengan seksama agar dapat mengakui bahwa
penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali pada asal mulanya, dengan
melalui perenungan terhadap fenomena nature, diharapkan dapat menyadakan
manusia akan kemahakuasaan sang penviptanya seperti dalam Qs yasin : 78-79.
Orang yang ingkar supaya memperhatikan tand-tand kebesaran Allah yang
bertebaran di langit dan dibumi agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran bersama umat manusia bukan untuk dirusak.
b. kerusakan alam sebab perbuatan manusia
fungsi utama manusia :
· hamba Allah adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
manusia kepada kebenaran dan keadilan Allah SWT
· khalifah di bumi adalah manusia mempunyai tanggung jawab
untk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka bertempat tinggal.
Berdasarkan Qs.ArRum : 41 – 42,
perintah Alquran untuk meneliti dan mengkaji tentang kerusakan tersebut
disebabkan penduduknya kufur dan tidak dapat mensyukuri nikmat yang diberikan
oleh Allah kepadanya, untuk itulah bersyukur hukumnya wajib. Untuk mengurangi dan
menghindari dari kerusakan yang merajalela dimuka bumi dan di laut itu,
hendaklah manusia berpegang kepada ajaran Allah dan agar kembali kepada
tuntutan agama yang benar yaitu ajaran islam yang sempurna fungsi dan
kemanfaatannya bagi kehidupan dan kelestarian alam ini sehingga selamat dan
sejahtera baik didunia maupun akhiratnya.
Berdasarkan Hr.Muslim, kita mengetahui
begitu besar pahala orang yang membuat teladan yang baik dan betapa besar dosa
orang yang menjadi contoh kejahatan maka kita hendaknya berusaha sekuat tenaga
untuk berbuat baik yang sekiranya bermanfaat bagi masyarakat banyak dan hindari
perbuatan jahat yang merugikan diri sendiri maupun masyarakat pada umumnya.
alhamdulillah sangat membantu terimakasih
BalasHapus